Notification

×

Iklan

Iklan

Menguak Alasan Kereta Tanpa Sabuk Pengaman: Fakta dan Keamanannya

2025-10-27 | 00:14 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-10-26T17:14:03Z
Ruang Iklan

Menguak Alasan Kereta Tanpa Sabuk Pengaman: Fakta dan Keamanannya

Meskipun sabuk pengaman menjadi fitur wajib pada mobil dan pesawat untuk keselamatan penumpang, kereta api secara umum tidak dilengkapi dengan fitur serupa. Hal ini sering kali menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat, terutama pasca-insiden kecelakaan kereta api. Keputusan untuk tidak menggunakan sabuk pengaman di kereta didasarkan pada beberapa alasan teknis dan karakteristik operasional yang berbeda dengan moda transportasi lainnya.

Salah satu alasan utama adalah perbedaan dinamika kecelakaan. Pada mobil, sabuk pengaman dirancang untuk menahan penumpang agar tidak terlempar ke depan atau keluar dari kendaraan saat terjadi benturan mendadak, yang dapat mengurangi risiko kematian hingga 45 persen dan cedera kritis hingga 50 persen. Sementara itu, di pesawat, sabuk pengaman berfungsi untuk melindungi penumpang dari turbulensi, terutama saat lepas landas dan mendarat.

Namun, dalam skenario kecelakaan kereta api, sabuk pengaman justru dapat memperburuk situasi. Jika terjadi benturan keras, penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman dapat terlempar ke depan dan berpotensi bertabrakan dengan penumpang yang mengenakannya, meningkatkan jumlah cedera. Selain itu, tata letak kursi kereta api, di mana beberapa penumpang berdiri dan beberapa duduk, justru memberikan perlindungan. Laporan keselamatan penumpang kereta api juga menjelaskan bahwa benturan penumpang dengan kursi merupakan penyebab utama cedera akibat benturan sekunder, tetapi kursi itu sendiri juga menjadi cara paling efisien untuk membatasi gerakan tubuh dan meminimalkan tingkat keparahan cedera.

Mantan direktur pengembangan penelitian di Badan Administrasi Kereta Api Federal Amerika Serikat (AS), Steven R. Ditmeyer, menyatakan bahwa salah satu alasan tidak adanya sabuk pengaman adalah karena penumpang tidak mau memakainya. Penumpang kereta api menginginkan fleksibilitas untuk bergerak bebas di dalam gerbong, seperti bangun dan berjalan-jalan. Awak kereta juga tidak ingin berada dalam posisi memaksa penumpang untuk menggunakan sabuk pengaman. Sebuah makalah penelitian tahun 2006 dari Transit Cooperative Research Program di AS juga menemukan bahwa penumpang tidak mungkin menggunakan sabuk pengaman, yang berpotensi meningkatkan jumlah cedera dalam kecelakaan.

Aspek lain adalah tingkat risiko kecelakaan kereta api yang secara statistik terbilang rendah dibandingkan kendaraan lain. Studi Komisi Eropa sejak tahun 2019 menunjukkan bahwa risiko kematian penumpang kereta api di Uni Eropa adalah sekitar 0,09 kematian per miliar kilometer kereta, angka ini hampir sepertiga risiko kematian penumpang bus dan kereta api, serta sekitar 28 kali lebih rendah daripada penumpang mobil. Data dari Dewan Keselamatan Nasional Amerika Serikat (National Safety Council) juga menunjukkan bahwa antara tahun 1975 hingga 2017, sabuk pengaman telah menyelamatkan lebih dari 374.000 jiwa di AS, namun angka kematian akibat mobil sepuluh kali lebih tinggi daripada seluruh kecelakaan transportasi umum, termasuk kereta api. Pada tahun 2023, cedera terkait kereta api di AS hanya 6.542 kasus, sementara kecelakaan lalu lintas non-fatal mencapai 2,44 juta kasus.

Pakar keselamatan transportasi Steven Harrod juga menjelaskan kepada The New York Times bahwa sabuk pengaman tidak memberikan perlindungan yang signifikan secara statistik bagi penumpang kereta api. Di Jepang, kereta peluru Shinkansen telah beroperasi tanpa sabuk pengaman selama lebih dari 50 tahun dan telah mengangkut miliaran penumpang tanpa catatan korban jiwa akibat tabrakan atau tergelincir.

Selain itu, kereta api memiliki sistem keselamatan lain yang lebih komprehensif. Sistem kontrol otomatis seperti Positive Train Control (PTC) yang digunakan oleh Amtrak, atau Automatic Train Control (ATC) dan Electronic Train Management System (ETMS) yang menjadi standar operasional kereta api modern, secara otomatis mengawasi dan mengontrol kecepatan kereta, memastikan batas kecepatan dan kondisi jalur yang aman. Standar keselamatan kereta api juga mencakup integritas struktural kereta dan rel, sistem sinyal dan komunikasi, serta prosedur evakuasi darurat. Sebelum kereta dioperasikan, pemeriksaan menyeluruh terhadap perangkat pengereman, peralatan keselamatan, dan peralatan perangkai juga dilakukan.

Dengan demikian, tidak adanya sabuk pengaman di kereta api bukanlah suatu kelalaian, melainkan hasil dari pertimbangan matang terhadap karakteristik keselamatan dan operasional moda transportasi ini, serta efektivitas sistem keamanan yang sudah ada.