Notification

×

Iklan

Iklan

Debunking Mitos Luka Terbuka: Fakta Sebenarnya untuk Penyembuhan Cepat

2025-11-07 | 03:43 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-06T20:43:24Z
Ruang Iklan

Debunking Mitos Luka Terbuka: Fakta Sebenarnya untuk Penyembuhan Cepat

Anggapan bahwa luka akan lebih cepat sembuh jika dibiarkan terbuka ternyata adalah sebuah mitos yang keliru. Faktanya, membiarkan luka terbuka justru berisiko menyebabkan infeksi dan memperlambat proses penyembuhan, demikian disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), dr. Heri Setyanto, Sp.B, FINACS.

Penelitian medis menunjukkan bahwa menjaga luka tetap dalam kondisi lembap adalah cara terbaik untuk mempercepat proses penyembuhan. Kondisi lembap ini mendukung regenerasi kulit, memungkinkan sel-sel baru tumbuh, membelah, dan bermigrasi lebih cepat untuk menutup luka. Sebaliknya, jika luka dibiarkan terbuka dan mengering, dapat terbentuk koreng yang justru menghambat pertumbuhan jaringan baru dan proses penyembuhan tanpa bekas luka.

Dr. Heri Setyanto menekankan bahwa luka sekecil apa pun, seperti lecet atau sayatan ringan, perlu ditutup untuk memastikan proses regenerasi kulit berjalan optimal. Ini juga sejalan dengan prinsip dasar perawatan luka ringan yang meliputi tiga tahapan: membersihkan (clean), menutup (cover), dan merawat (care) luka hingga sembuh sempurna.

Langkah perawatan luka yang tepat dimulai dengan mencuci tangan, membersihkan luka dari kotoran atau debu, dan menghentikan pendarahan. Cairan infus NaCl (Natrium Klorida) adalah pilihan terbaik untuk membersihkan luka karena sifatnya steril, namun air mineral atau air matang juga dapat digunakan. Penting untuk tidak menggunakan alkohol atau cairan antiseptik yang dapat merusak jaringan kulit sehat dan menyebabkan sensasi perih. Setelah dibersihkan, luka sebaiknya dioleskan salep luka dan ditutup dengan perban atau plester yang sesuai.

Perban memiliki beberapa fungsi krusial: melindungi luka dari kontaminasi bakteri dan kotoran, membantu menghentikan pendarahan dengan memberikan tekanan, serta menyerap cairan luka untuk menjaga area tetap bersih. Berbagai jenis perban tersedia untuk kebutuhan luka yang berbeda, mulai dari kasa steril hingga perban hidrogel yang menjaga kelembapan dan mengurangi nyeri. Perban perlu diganti secara teratur, terutama jika terkena air, untuk menjaga kebersihan dan efektivitasnya.

Perawatan luka yang tidak tepat seringkali menjadi penyebab luka lama sembuh dan berisiko menimbulkan komplikasi seperti infeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyoroti pentingnya perawatan luka sebagai isu kesehatan masyarakat global. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami cara merawat luka yang benar, sehingga penyembuhan bisa lebih cepat, meminimalkan risiko infeksi, dan mengurangi bekas luka.