Notification

×

Iklan

Iklan

Energi Video AI: Satu Klip Habiskan Daya Setara Nonton TV 37 Menit

2025-10-27 | 09:08 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-10-27T02:08:47Z
Ruang Iklan

Energi Video AI: Satu Klip Habiskan Daya Setara Nonton TV 37 Menit

Konsumsi energi di balik kemajuan kecerdasan buatan (AI) menjadi sorotan, terutama dalam pembuatan konten video. Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa menghasilkan satu video AI memerlukan daya listrik yang setara dengan menonton televisi berukuran 65 inci selama 37 menit.

Penelitian ini dilakukan oleh Sasha Luccioni, seorang ilmuwan AI dan kepala iklim di Hugging Face, sebuah platform populer untuk model AI. Luccioni dan timnya menguji beberapa model generator video AI sumber terbuka menggunakan GPU Nvidia H100 SXM, chip bertenaga tinggi yang umum digunakan di pusat data AI. Mereka mengukur konsumsi listrik dengan menyesuaikan berbagai faktor seperti durasi video, resolusi, dan kualitas.

Temuan studi tersebut menunjukkan perbedaan mencolok dalam konsumsi energi untuk berbagai tugas AI. Membuat satu video AI membutuhkan energi 30 kali lebih banyak dibandingkan membuat satu gambar AI, dan bahkan 2.000 kali lebih besar dibandingkan membuat teks AI. Secara spesifik, satu video AI memerlukan sekitar 90 Watt-jam (Wh), sementara pembuatan gambar membutuhkan 2,9 Wh, dan teks hanya 0,047 Wh.

Angka ini menggarisbawahi intensitas komputasi yang tinggi dalam pembuatan video, di mana model AI perlu menciptakan ratusan bingkai per detik agar video terlihat bergerak mulus. Sebagai perbandingan lain, pembuatan video AI berdurasi 5 detik dapat menghabiskan 3,4 juta joule, setara dengan menyalakan oven microwave selama lebih dari satu jam atau mengendarai sepeda listrik sejauh 61 kilometer.

Konsumsi energi yang masif ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai dampak lingkungan dari AI generatif yang semakin canggih. Pusat data, yang menjadi tulang punggung operasi AI, membutuhkan listrik dalam jumlah besar, serta air bersih untuk mendinginkan server. Pada tahun 2022, pusat data global telah mengonsumsi 1 hingga 1,3 persen dari total listrik dunia, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat. Di Amerika Serikat, diproyeksikan pusat data dapat mengonsumsi 7,5 persen dari total listrik nasional pada tahun 2030.

Peningkatan permintaan listrik dari sektor AI bahkan telah menyebabkan lonjakan harga listrik di beberapa wilayah, terutama di sekitar pusat data besar. Selain itu, kebutuhan air untuk pendinginan juga menjadi isu krusial. Google, misalnya, menggunakan 37 miliar liter air pada tahun 2024, dengan 29 miliar liter di antaranya menguap dalam proses pendinginan server.

Meskipun demikian, berbagai upaya mitigasi sedang dilakukan. Perusahaan teknologi raksasa seperti Google telah memanfaatkan AI DeepMind untuk mengoptimalkan penggunaan energi di pusat data mereka, yang berhasil mengurangi konsumsi energi hingga 40 persen. Solusi lain meliputi perbaikan perangkat keras, pengembangan model AI yang lebih kecil dan efisien, metode pelatihan yang lebih cerdas, serta penggunaan sumber energi bersih dan terbarukan untuk pusat data. Para ahli juga menyerukan "kesadaran digital" dan transparansi yang lebih besar dari perusahaan AI mengenai konsumsi energi mereka. Menariknya, AI sendiri juga diakui memiliki potensi untuk menjadi alat dalam meningkatkan efisiensi energi di berbagai sektor, termasuk jaringan listrik pintar, bangunan, dan transportasi.