Notification

×

Iklan

Iklan

Indonesia Akselerasi Integrasi Ekonomi ASEAN

2025-10-26 | 20:39 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-10-26T13:39:40Z
Ruang Iklan

Indonesia Akselerasi Integrasi Ekonomi ASEAN

Indonesia secara aktif mendorong integrasi ekonomi kawasan ASEAN, memfokuskan upaya pada transformasi digital dan pembangunan berkelanjutan sebagai pilar utama untuk masa depan yang tangguh dan kompetitif. Komitmen ini ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Pertemuan ke-26 Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC Council Meeting) di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 24 Oktober 2025. Pertemuan tersebut merupakan bagian krusial dari rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 yang berlangsung dari 26 hingga 28 Oktober 2025 di Kuala Lumpur.

Momen ini dimanfaatkan untuk menuntaskan pelaksanaan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC Blueprint) 2025, yang diproyeksikan mencapai tingkat penyelesaian 87% pada akhir tahun ini. Selain itu, pertemuan ini juga menyiapkan langkah strategis menuju Rencana Strategis AEC 2026-2030 sebagai panduan utama arah kerja sama ekonomi di kawasan ASEAN pasca-2025. Indonesia mendukung pengesahan daftar kegiatan konsolidasi dan Key Outcome Indicators (KOIs) untuk panduan implementasi kerja sama lima tahun mendatang. Dokumen strategis ini diharapkan mampu menjawab dinamika global serta memperkuat daya saing kawasan menuju Visi ASEAN 2045: "Our Shared Future".

Transformasi digital menjadi sorotan utama Indonesia. Menko Airlangga menekankan bahwa transformasi digital harus menjadi sarana untuk memperluas peluang ekonomi, memperkuat konektivitas kawasan, dan memastikan manfaatnya dirasakan secara inklusif oleh seluruh masyarakat ASEAN. Indonesia menyambut baik kemajuan signifikan dalam Kesepakatan Kerangka Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) yang telah mencapai kesimpulan substansial. Selain itu, capaian pelaksanaan Bandar Seri Begawan Roadmap (BSBR) yang mencapai 92% penyelesaian, termasuk konektivitas pembayaran lintas batas, sistem ASEAN Single Window, dan peningkatan kapasitas UMKM Digital, juga diapresiasi.

Selain digitalisasi, Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung transisi menuju ekonomi hijau dan inklusif. Hal ini diwujudkan melalui dukungan terhadap implementasi Strategi ASEAN untuk Netralitas Karbon, Kerangka Ekonomi Sirkular (Circular Economy Framework), dan Rencana Implementasi Ekonomi Biru (Blue Economy Implementation Plan) guna mempercepat transisi menuju ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan lain yang didorong Indonesia meliputi penguatan konektivitas udara dan laut untuk mewujudkan ASEAN Power Grid, serta peningkatan keamanan pangan melalui penguatan rantai pasok dan sistem logistik ASEAN. Harmonisasi regulasi juga dianggap penting untuk meningkatkan kinerja perdagangan di kawasan.

Kinerja ekonomi ASEAN menunjukkan tren yang solid di tengah perlambatan global. Laporan Sekretariat Jenderal pada pertemuan tersebut menggambarkan bahwa perdagangan barang di tahun 2024 mencapai USD3,8 triliun, naik 8,9%, jauh melampaui kenaikan global sebesar 2,1%. Sementara itu, Foreign Direct Investment (FDI) di kawasan tercatat USD226 miliar, naik 8,5%, lebih tinggi dari kenaikan global FDI yang sebesar 4,0%. Sektor pariwisata juga bangkit dengan kenaikan kunjungan menjadi 127,1 juta pengunjung di tahun yang sama.

Meskipun demikian, integrasi ekonomi ASEAN tidak lepas dari tantangan. Kesenjangan pembangunan antara negara-negara anggota menjadi salah satu tantangan utama yang perlu diatasi untuk memastikan semua negara merasakan manfaat integrasi. Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia di kawasan ASEAN juga menjadi prioritas. ASEAN juga dihadapkan pada tantangan multi-dimensi dari ketegangan geopolitik dan geo-ekonomi, perkembangan teknologi hijau dan kecerdasan buatan, populasi yang menua, hingga krisis iklim. Presiden Prabowo Subianto juga menyerukan persatuan ASEAN untuk menghadapi ketidakpastian global dan menekankan koordinasi, integrasi, dan transformasi ekonomi yang lebih kuat.

Bagi Indonesia, integrasi ekonomi ASEAN menawarkan berbagai manfaat, termasuk peningkatan perdagangan internasional, akses pasar yang lebih besar bagi produk Indonesia, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Keanggotaan Indonesia di ASEAN juga memperkuat pengaruh dan peran Indonesia di tingkat kawasan dan global. Selain itu, ASEAN juga memberikan akses ke pasar global melalui perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara di luar kawasan, seperti ASEAN-China dan ASEAN-Jepang.