Notification

×

Iklan

Iklan

Mengupas Etanol dalam BBM: Fungsi, Manfaat, dan Dampaknya

2025-10-24 | 22:07 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-10-24T15:07:23Z
Ruang Iklan

Mengupas Etanol dalam BBM: Fungsi, Manfaat, dan Dampaknya

Penggunaan etanol sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) semakin menjadi sorotan di Indonesia, terutama dengan peluncuran produk BBM yang mengandung bioetanol oleh Pertamina baru-baru ini. Etanol, atau etil alkohol, yang digunakan sebagai campuran BBM umumnya berasal dari biomassa seperti tebu, singkong, atau jagung, dan dikenal sebagai bioetanol. Kehadirannya dalam BBM tidak sekadar sebagai aditif, melainkan memiliki fungsi strategis dalam mendorong transisi energi dan keberlanjutan.

Fungsi utama etanol dalam BBM adalah sebagai peningkat oktan. Campuran etanol dengan bensin dapat menaikkan angka oktan research (RON) BBM, sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih efisien dan mengurangi kemungkinan knocking pada mesin. Selain itu, etanol juga berfungsi sebagai agen pengoksidasi, membantu pembakaran BBM menjadi lebih bersih. Hal ini berkontribusi pada pengurangan emisi gas buang berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon yang tidak terbakar, sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon.

Dampak penggunaan etanol dalam BBM bersifat multidimensional. Dari sisi lingkungan, penggunaan bioetanol yang berasal dari sumber daya terbarukan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan jejak karbon. Siklus karbon bioetanol dianggap lebih netral karena tanaman penyerap CO2 saat tumbuh akan melepaskan kembali CO2 saat diproses dan dibakar.

Secara ekonomi, program bioetanol dapat membawa dampak positif signifikan. Pertama, pengurangan impor BBM akan menghemat devisa negara, memperkuat ketahanan energi nasional. Kedua, pengembangan industri bioetanol akan menciptakan nilai tambah bagi sektor pertanian. Petani tebu atau singkong akan memiliki pasar yang stabil dan besar untuk hasil panam mereka, berpotensi meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja di daerah pedesaan. Namun, perlu ada keseimbangan agar penggunaan lahan untuk tanaman bahan baku bioetanol tidak mengganggu ketahanan pangan.

Dari segi teknis, campuran etanol hingga 10% (E10) umumnya aman untuk mayoritas kendaraan modern tanpa perlu modifikasi khusus. Namun, persentase yang lebih tinggi mungkin memerlukan penyesuaian pada sistem bahan bakar untuk menghindari korosi atau kerusakan komponen tertentu. Tantangan lain adalah memastikan pasokan bahan baku yang konsisten dan efisien, serta infrastruktur distribusi yang memadai. Meski demikian, pemerintah dan pelaku industri melihat bioetanol sebagai langkah maju dalam upaya diversifikasi energi dan mencapai target net zero emission.